PHARMACY OF COMMUNITY

PHARMACY OF COMMUNITY
SEKOLAH TINGGI ILMU FARMASI INDONESIA (STIFI) BHAKTI PERTIWI PALEMBANG

Selasa, 05 Agustus 2014

Kenapa lambang apotek ular dan gelas .....?


Banyak yang menyebutkan bahwa Logo Apotik adalah sebuah visual bergambar gelas yang dililit oleh seekor ular, tapi sebenarnya itu ternyata bukan gelas. Menurut filosofinya itu merupakan mangkuk yang bernama mangkuk Hygeia yang berasal dari mitologi Yunani.

Dimana Hygeia merupakan dewi kesehatan. Pada relief yang ditemukan, Dewi kesehatan ini selalu digambarkan memegang mangkuk obat dan dibadannya ada seekor ular.

Dalam mitologi Yunani, Mangkuk Hygeia adalah salah satu atribut Hygeia, dewi kesehatan. Pada masa kini, mangkuk Hygeia dijadikan sebagai lambang farmasi dan Logo Apotik.
Beberapa berpendapat bahwa mangkuk dan ular merupakan lambang keselarasan kehidupan dengan Bumi. Ular mungkin melambangkan pasien yang bisa memilih apakah akan mengambil obat pada mangkuk tersebut atau tidak.
Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang mengendalikan kesehatannya sendiri melalui pilihan yang diambil. Ular Higieia juga dikaitkan dengan kepercayaan kuno bahwa ular memiliki kemampuan kebijaksanaan dan penyembuhan.
Menurut kepercayaan kuno, ular bisa melakukan kontak dengan para arwah di dunia bawah dan membawa mereka untuk membantu manusia yang masih hidup, karena itu ular dianggap membawa kebijaksanaan karena mampu membawa arwah para leluhur yang bijak.
Mangkuk atau gelas Hygeia dengan ular yang membelitnya telah menjadi Logo Apotik dan symbol dari banyak perkumpulan apoteker di seluruh dunia. Mangkuk Hygeia merupakan lambang Asosiasi Apoteker Amerika dan digambarkan sebagai mangkuk obat, Asosiasi Apoteker Kanada, Masyarakat Apoteker Australia, selain juga banyak asosiasi apoteker lainnya di seluruh dunia. Asosiasi Apoteker Australia mempergunakan versi yang menampilkan sebuah gelas yang diapit oleh dua ekor ular. Sementara Federasi Apoteker Internasional (FIP) mempergunakan mangkuk Hygeia yang disusun dari huruf FIP.
Semenjak itu mangkuk obat dan Ular sering digunakan sebagai symbol/ Logo Apotik dengan mengadopsi dari mitologi Yunani tersebut. Jadi sebelum membuat sebuah logo pahami dahulu sebuah filosofi dari bentuk yang akan kita kerjakan agar tidak salah persepsi antara symbol dengan persepsi orang menilai, agar orang mengerti dengan benar kita ingin menawarkan apa kepada calon Client kita.

Mangkuk Higieia


Patung Higieia, buatan Romawi pada abad kedua Masehi.
Dalam mitologi Yunani, Mangkuk Higieia adalah salah satu atribut Higieia, dewi kesehatan. Pada masa kini, mangkuk Higieia dijadikan sebagai lambang farmasi dan apotek.

Interpretasi

Dewi Higieia digambarkan memegang sebuah patera (mangkuk obat) dan di badannya ada seekor ular yang hendak meminum/memakan obat pada mangkuk tersebut. Beberapa berpendapat bahwa mangkuk dan ular Higieia melambangkan keselarasan kehidupan dengan bumi. Ular mungkin melambangkan pasien yang bisa memilih apakah akan mengambil obat pada mangkuk tersebut atau tidak. Hal tersebut menunjukkan bahwa seseorang mengendalikan kesehatannya sendiri melalui pilihan yang diambil. Ular Higieia juga dikaitkan dengan kepercayaan kuno bahwa ular memiliki kemampuan kebijaksanaan dan penyembuhan. Menurut kepercayaan kuno, ular bisa menyembuhkan dirinya sendiri dan melakukan kontak dengan para arwah di dunia bawah dan membawa mereka untuk membantu manusia yang masih hidup, karena itu ular dianggap membawa kebijaksanaan karena mampu membawa arwah para leluhur yang bijak.[1]
Mangkuk Higieia sebagai lambang farmasi.

Penggunaan

Mangkuk atau gelas Higieia dengan ular yang membelitnya telah menjadi simbol dari banyak perkumpulan apoteker di seluruh dunia. Mangkuk Higieia merupakan lambang Asosiasi Apoteker Amerika dan digambarkan sebagai mangkuk obat, Asosiasi Apoteker Kanada, Masyarakat Apoteker Australia, selain juga banyak asosiasi apoteker lainnya di seluruh dunia. Asosiasi Apoteker Australia mempergunakan versi yang menampilkan sebuah gelas yang diapit oleh dua ekor ular. Sementara Federasi Apoteker Internasional (FIP) mempergunakan mangkuk Higieia yang disusun dari huruf FIP.[2][3]

Referensi

  1. ^ Reeder, Michael (2007). "Who is Hygeia?". Hygeia Counseling Services. Diakses 20 November. Unknown parameter |accessyear= ignored (help)
  2. ^ FIP.nl
  3. ^ "International Pharmaceutical Federation (FIP)". International Pharmaceutical. Copybook Solutions. 2009. Diakses 20 November. Unknown parameter |accessyear= ignored (help)

Arti Lambang Farmasi


Apa sih arti dari lambang farmasi ? Kok ada ularnya? Apa hubungannya dengan farmasi?
Seperti yang kita ketahui ular adalah hewan yang memiliki racun (bisa) yang dapat mematikan, namun tahukah kamu? racun tersebut bisa di ubah menjadi obat yang bermanfaat untuk menyembuhkan. Farmasi adalah tenaga kesehatan yang berperan dalam hal obat - obatan, obat memiliki fungsi yang sebenarnya untuk menyembuhkan tetapi obat jika juga dapat menjadi racun yang dapat membunuh jika disalah gunakan. Inilah persamaan antara racun pada ular dan obat, sehingga digunakan gambar ular sebagai lambang farmasi. Ini adalah penjelasan sederhana tentang lambang farmasi, arti yang lebih dalam ada di  teks dibahwah ini.




Lambang farmasi ( "Bowl of Hygeia" ) tersebut merupakan patung yang menggambarkan dewi Yunani-Hygieia-sedang memegang mangkuk dengan ular jinak yang mengitarinya dan seolah minum dari mangkuk tersebut. Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi yang merupakan seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani). Beberapa orang berpendapat bahwa mangkuk Hygeia dan ular merupakan simbol keseimbangan alam di muka bumi. Ular menggambarkan pasien yang bebas memilih untuk mengobati dirinya sendiri atau tidak. Menurut kepercayaan Yunani kuno, ular yang melilit pada mangkuk menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan. Hal ini dikarenakan ketika orang mati akan berada pada alam baka yang entah baik atau buruk dan ular dipercaya bisa berkomunikasi dengan orang mati tersebut. Bahkan ular juga dipercaya bisa membawa jiwa orang yang telah meninggal untuk membantu kehidupan.

Arti Dari Lambang Farmasi / Apotek

Arti Lambang



Gelas/mangkuk (cup atau bowl) itu milik Hygeia, yakni seorang anak dari Asclepius (Dewa pengobatan dan penyembuhan dalam mitologi yunani), Dan Hygeia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi.
Sedangkan Ular dari Epidaurus (nama kota) itu merupakan staf dari Asclepius, yang sering dilambangkan sedang minum dari mangkuk atau gelas tsb, sebagai simbol penyembuhan.


Mari kita Lebih mengenal Hygeia yang mempunyai Mangkuk Dari Lambang Farmasi.
Dalam Ὑγιεία Yunani dan mitologi Romawi, Hygieia (Yunani atau Hygeia Ὑγεία, Latin Hygēa atau Hygīa), adalah anak dari dewa obat, Asclepius. Dia adalah dewi kesehatan, kebersihan dan sanitasi dan sesudahnya [klarifikasi diperlukan], bulan. Dia juga memainkan peran penting dalam pemujaan ayahnya. Sementara ayahnya lebih langsung berhubungan dengan penyembuhan, ia dikaitkan dengan pencegahan penyakit dan kelanjutan kesehatan yang baik. Namanya adalah sumber dari kata kebersihan.




Mari kita lebih mengenal ASCLEPIUS / ASKLEPIOS Orang tua dari Hygieia.
pada zaman romawi jika seorang akan di angkat menjadi seorang dokter.. maka Orang itu akan Bersumpah. yaitu sumpah : "Hippocratic Oath"

Bunyi nya : I swear by Apollo, the healer, Asclepius, Hygieia, and Panacea, and I take to witness all the gods, all the goddesses, to keep according to my ability and my judgment, the following Oath and agreement:
To consider dear to me, as my parents, him who taught me this art; to live in common with him and, if necessary, to share my goods with him; To look upon his children as my own brothers, to teach them this art.
I will prescribe regimens for the good of my patients according to my ability and my judgment and never do harm to anyone.
I will not give a lethal drug to anyone if I am asked, nor will I advise such a plan; and similarly I will not give a woman a pessary to cause an abortion.
But I will preserve the purity of my life and my arts.
I will not cut for stone, even for patients in whom the disease is manifest; I will leave this operation to be performed by practitioners, specialists in this art.
In every house where I come I will enter only for the good of my patients, keeping myself far from all intentional ill-doing and all seduction and especially from the pleasures of love with women or with men, be they free or slaves.
All that may come to my knowledge in the exercise of my profession or in daily commerce with men, which ought not to be spread abroad, I will keep secret and will never reveal.
If I keep this oath faithfully, may I enjoy my life and practice my art, respected by all men and in all times; but if I swerve from it or violate it, may the reverse be my lot.


Mari kita Lebih mengenal Ular dari Kota Epidaurus yang di jadikan lambang Farmasi.
Inilah cerita dari Dewa Appolo (Dewa matahari) Yang Akhirnya Menemukan beberapa ular yang dapat menghidupkan seorang lelaki..

Dimulai dari Dewa Apollo memiliki banyak kekasih.. Salah satunya Coronis seorang putri di Thessaly.. Ia menikahi Coronis, dan tak lama, gadis itu pun mengandung putranya..

Akan tetapi, suatu hari tiba-tiba datanglah seekor burung berwarna putih salju ke hadapannya.. melaporkan bahwa Coronis berselingkuh dengan seorang laki-laki bernama Ishkys..

Apollo mengamuk! dan ia pun membunuh isterinya itu.. Burung putih yang memberi kabar pun terkena imbasnya, ia dikutuk oleh apollo, bulu putih saljunya berubah menjadi hitam pekat.. Burung itu kita kenal sebagai burung gagak, pembawa kabar buruk..

tetapi.. ketika mayat Coronis sedang dibakar, Apollo menyelamatkan putranya dari rahim Coronis.. dinamailah putranya itu dengan nama Asklepios (artinya dalam bhs inggris: To cut open).. Setelah itu, ia menitipkan Asclepius kepada seorang centaur bijak yang bernama Chiron..

Chiron mengajarkan Asclepius berbagai seni penyembuhan.. Seni bedah.. dan lainnya.. Hingga ketika ia dewasa, Asclepius sangat ahli dalam teknik penyembuhan sehingga ia bahkan bisa menyembuhkan yang tak tersembuhkan, yakni kematian..

Suatu hari ketika ia dipanggil untuk menyembuhkan seorang laki-laki yang sekarat di dalam rumah, ia mengurung diri bersama lelaki itu di kamarnya..
memang sudah terlambat, lelaki itu telah meninggal.. Tetapi ketika Asclepius mulai putus asa, tiba-tiba datang seekor ular mendekati tongkatnya.. Karena kaget, Asclepius pun membunuhnya..
Lalu datanglah ular kedua, membawa selembar daun yang kemudian menghidupkan kembali ular yang sebelumnya tewas.. Ular yang membawa daun itu kemudian melilit di tongkat Asclepius, dan Asclepius menggunakan daun yang dibawa ular itu untuk menghidupkan lelaki yang telah meninggal itu..

Kabar terus menyebar bahwa Asclepius mempu menghidupkan orang mati.. dan tidak sedikit juga yang telah ia hidupkan..

Makin sedikitnya orang yang mati membuat Hades resah.. Ia menganggap Saudaranya, Zeus, telah berbuat curang sehingga semakin sedikit orang mati yang masuk kedalam kekuasaan hades..

Zeus pun menemukan akar permasalahan ini, yakni Asclepius.. Untuk mengembalikan keseimbangan alam, maka Zeus melemparkan petir untuk membunuh Asclepius..

Kesal karena putranya dibunuh, Apollo pun membalas Zeus dengan membunuh Cyclopes yang bertugas membuat petir untuk Zeus..
Karena hal itu, Apollo pun di-banned oleh zeus dari langit malam.. dan memerintahkannya untuk mengabdi kepada Admetus, Raja Thessaly..

Setelah Asclepius meninggal, zeus menyadari bahwa ia telah berjasa besar bagi manusia dengan mengajarkan teknik2 kesehatan.. sehingga akhirnya ia diangkat menjadi dewa kesehatan dan diletakkan di langit sebagai rasi bintang Ophiuchus (The Serpent Holder)..

Asclepius memiliki 5 orang puteri..Hygieia (Health), Iaso (Recuperation), Aceso (Recovery), Aglaea (Healthy Glow), dan Panacea (Universal Remedy)..

Hygieia, adalah dewi kesehatan, kebersihan, dan sanitasi.. Jika ayahnya lebih diasosiasikan dengan penyembuhan, Hygieia diasosiasikan dengan pencegahan penyakit.. yakni dengan hidup bersih.. namanya juga akar dari kata Hygiene yang berarti kebersihan..

sedangkan Panacea adalah dewi Penyembuh... dikatakan bahwa dia memiliki sebuah ramuan yang dapat menyembuhkan penyakit apapun.. hal inilah yang menimbulkan ide di bidang medis, tentang Panacea.. sebuah obat yang efektif untuk penyakit apapun.. hingga saat ini masih dalam penelitian.. (kalau kalian sering bermain RPG, maka kemungkinan kalian sudah familiar dengan panacea, karena sering dijadikan nama item penyembuh.

Tentang Logo


Tentang Logo ISMAFARSI
 
Gelas dan ular melambangkan nilai- nilai kefarmasian yang berorientasi pada penemuan senyawa obat baru. Lambang ular digunakan karena ular memiliki bisa yang dapat menjadi racun ataupun obat, dan gelas menunjukkan bahwa efek tersebut tergantung dosisnya. Buku menjadi dasar kaki gelas menunjukkan bahwa farmasi berlandaskan nilai-nilai pendidikan, begitu pula kehidupan farmasi dan organisasi ini. Posisi buku yang terbuka menunjukkan bahwa para anggotanya harus terus belajar dan menimba ilmu demi kekokohan farmasi dan organisasi ini. IKATAN SENAT memiliki makna bahwa organisasi ini merangkul seluruh civitas akademika di bidang farmasi yang tercantum tertulis pada lambang cawan, gelas, dan baju. ISMAFARSI INDONESIA bermakna bahwa seluruh kegiatan dari makna-makna sebelumnya disatukan dalam satu wadah organisasi, yaitu ISMAFARSI. Lambang ini didominasi warna hijau karena organisasi ini adalah organisasi yang ramah, tenang dan tidak ada pertikaian atau pun anarkisme. Warna putih pada setiap tulisannya melambangkan kesucian jiwa dan raga para farmasis, mereka bergerak dan bekerja atas dasar ketulusan hati, tanpa adanya niat buruk dalam benak. Dua garis yang melingkari keseluruhan poin-poin sebelumnya, melambangkan perlindungan dari dalam yaitu dari anggota-anggota ISMAFARSI dan dari luar yaitu dari IAI. Garis tersebut tidak memiliki sudut karena organisasi ini tidak membedakan golongan-golongan yang ada.

Kenapa Ular Yang Menjadi Simbol Farmasi ???


Hampir 8 bulan melakukan kajian mengenai industri farmasi di Indonesia dan baru sadar bahwa farmasi itu simbolnya ular yang melilit gelas atau mangkuk. Hari ini pada saat berkunjung ke  Badan POM RI, tanpa sengaja melihat patung ular yang melilit gelas alias simbol farmasi di area parkir Badan POM. Kemudian timbul pertanyaan kenapa simbol farmasi itu ular yang melilit gelas? DAN kenapa harus ular? DAN kenapa tidak gajah atau semut? DAN kenapa harus gelas atau mangkuk? DAN kenapa tidak piring atau ember? Dan kenapa? Dan kenapa? Ya sudahlah…….seperti pepatah “banyak bertanya, malu-maluin”.
Simbol Farmasi di Pelataran Parkir Badan POM RI
Jawaban awal mengenai kenapa ular menjadi simbol farmasi diperoleh dari seorang teman yang kebetulan sedang mengambil profesi apoteker di ITB. Beliau bilang simbol tersebut filosofinya dari yunani dengan interpretasi di satu sisi sebagai obat yang berkhasiat dan di sisi lain sebagai racun. Padahal awalnya saya menduga filosofi simbol ini dari India karena identik sama kobra..tetot..”Anda Salah”.
Kemudian saya simpan informasi ini baik-baik…
Habis pulang survey dari Badan POM, iseng-iseng  nyari informasi mengenai simbol farmasi tersebut di google dan proquest…Dapatlah beberapa jurnal dan artikel..dan ternyata eh ternyata tidak jauh yang dikatakan teman saya tadi namun belum lengkap…..Mari kita lengkapi !!!
Pada dasarnya ular dan bisa ular telah membius dan merangsang pikiran serta imajinasi umat manusia sejak jaman dulu kala. Tidak ada hewan yang disembah, dicintai bahkan hingga dihina dibandingkan ular dalam sejarah peradaban manusia. Racun ular menjadi pesona bagi makhluk itu sendiri. Dalam sejarahnya terkait peradaban umat manusia, ular digunakan sebagai sarana ibadah, ramuan sihir dan obat-obatan, serta menjadi simbol kesehatan, penyakit, kedokteran, farmasi, kematian, keabadian, kebijaksanaan dan jangan lupa bahwa ular juga sebagai simbol CINTA..hadeuuuhhhh..
Simbol ular khususnya dengan pola 2 ular pertama kali muncul dalam peradaban Sumeria (2350-2150 Sebelum Masehi (SM)). Kemudian simbol ular ini muncul juga pada peradaban Yunani Kuno (2000-400 SM). Dalam mitologi Yunani, patung Asclepius (Dewa Pengobatan dalam mitologi Yunani), dengan “Caduceus” (lambang berbentuk tongkat ular) dan putrinya Hygeia (Dewi Kesehatan) yang sedang memegang ular dan mangkuk serta kemudian dijadikan symbol bagi dunia farmasi dan kesehatan. Pada awal abad ke-17, banyak sekolah kesehatan dan kedokteran di Barat menggunakan Asclepius dan Hygieia sebagai simbol dan dekorasi bangunan mereka.
Patung  Dewa Asclepius dan Dewi Hygieia
Berbicara mengenai gelas atau mangkuk dalam simbol farmasi atau dikenal dengan gelas atau mangkuk Hygieia dipersepsikan sebagai simbol keseimbangan alam di muka bumi. Sedangkan ular dalam mangkuk  Hygieia menggambarkan kebijaksanaan dan kesembuhan.  Di samping itu, diperoleh informasi bahwa mangkuk dalam simbol farmasi berasal dari Hungaria…masa sih…
“Caduceus” atau lambang berbentuk tongkat ular dalam mitologi Yunani Kuno sendiri dengan satu ular digunakan sebagai simbol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sedangkan ular dan mangkuk sebagai symbol apotek di Eropa…
Simbol WHO
Kembali pada ular, ular juga disembah oleh orang-orang India sekitar abad 6-4 SM. Dalam peradaban Mesir Kuno, desain ular digunakan dalam hieroglif. Di China sendiri, sekitar 30 spesies ular masih digunakan sebagai bahan obat-obatan dalam TCM (Traditional Chinese Medicine)…mirip klinik Tong Fang nampaknya. Ular juga ada dalam Kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru umat Kristen sebagai simbol dosa, kebangkitan, dan terapi yang kemudian ditarik benang merah oleh para filosof abad pertengahan dengan cerita penggunaan motif ganda ular sebagai lambang medis terkait hubungan simbolis Hermes dengan pembebasan dan penebusan dosa. Namun demikian, informasi tersebut tidak bisa dijadikan rujukan kenapa ular digunakan sebagai simbol farmasi dan medis sekarang ini.
Akan tetapi dari cerita sejarah, mitologi dan tradisi memvalidasi dan menguatkan kesesuaian ular sebagai simbol farmasi dan medis. Ah walaupun belum bisa menjawab kenapa ular yang dipilih tapi saya masih belum menerima kenapa harus ular..pokoknya gitu deh..Jadi intinya…terserah anda mau menyimpulkan apa..
Sekian dulu ceritanya..kalo ada lagi nanti saya tambah…

Referensi:
Antoniou A, et all. 2011. The Rod and The Servent: History’s Ultimate Healing Symbol. World Journal of Surgery. Vol. 35, No.1, p217-221.
Okuda J, Kiyokawa R. 2000. Snake as a symbol in medicine and pharmacy – a historical study. (Artikel dalam bahasa Jepang) Yakushigaku Zasshi. ;35(1):25-40.
Wilcox, Robert A & Whitham, Emma M. 2003. The Symbol of Modern Medicine: Why One Snake is More Than Two. Annals of Internal Medicine. 138, 8.

Pengertian Obat


Obat adalah bahan atau zat yang berasal dari tumbuhan, hewan,mineral maupun zat kimia tertentu yang dapat digunakan untuk mengurangi rasa sakit, memperlambat proses penyakit dan atau menyembuhkan penyakit.
Obat ada yang bersifat tradisional seperti jamu, obat herbal dan ada yang telah melalui proses kimiawi atau fisika tertentu serta telah di uji khasiatnya. Yang terakhir inilah yang lazim dikenal sebagai obat.Obat harus sesuai dosis agar efek terapi atau khasiatnya bisa kita dapatkan.
Macam-macam obat
1.Obat bebas adalah obat yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam, mengelilingi bulatan berwarna hijau. Dalam obat disertai brosur yang berisi nama obat, nama dan isi zat berkhasiat, indikasi , dosis dan aturan pakai, nomor batch, nomor registrasi, nama dan alamat pabrik serta cara penyimpanannya.
2.Obat bebas terbatas yaitu obat yang digunakan untuk mengobati penyakit ringan yang dapat dikenali oleh penderita sendiri. Obat bebas terbatas termasuk obat keras dimana pada setiap takaran yang digunakan diberi batas dan pada kemasan ditandai dengan lingkaran hitam mengelilingi bulatan berwarna biru serta sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan No. 6355/Dirjen/SK/69 tanggal 5 November 1975 ada tanda peringatan P. No.1 sampai P.No.6 dan harus ditandai dengan etiket atau brosur yang menyebutkan nama obat yang bersangkutan, daftar bahan berkhasiat serta jumlah yang digunakan, nomor batch, tanggal kadaluarsa, nomor registrasi, nama dan alamat produsen, petunjuk penggunaan, indikasi, cara pemakaian, peringatan serta kontraindikasi.

3.Obat keras adalah obat yang hanya boleh diserahkan dengan resep dokter, dimana pada bungkus luarnya diberi tanda bulatan dengan lingkaran hitam dengan dasar merah yang didalamnya terdapat huruf "K" yang menyentuh lingkaran hitam tersebut. Termasuk juga semua obat yang dibungkus sedemikian rupa yang digunakan secara parenteral baik dengan cara suntikan maupun dengan cara pemakaian lain dengan jalan merobek jaringan.
4.Obat Narkotika dan Psikotropika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang dibedakan kedalam golongan-golongan.
Psikotropika adalah zat atau obat baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku.

Dosis obat adalah jumlah atau takaran tertentu dari suatu obat yang memberikan efek tertentu terhadap suatu penyakit atau gejala sakit.Jika dosis terlalu rendah (under dose) maka efek terapi tidak tercapai. Sebaliknya jika berlebih (over dose) bisa menimbulkan efek toksik/keracunan bahkan sampai kematian.
Resep Obat adalah permintaan tertulis dari seorang dokter kepada apoteker untuk memberikan obat yang dikehendaki kepada pasien. Oleh karenanya pasien tidak diharuskan mengerti tulisan resep obat. Akan tetapi apotekerlah yang wajib mengerti tulisan resep obat dan memberikan informasi obat yang dibutuhkan oleh pasien. Mulai dari nama obat, dosis, aturan pakai, efek samping sampai hal-hal lain yang berhubungan dengan obat dan penyakit pasien. Dari alur tersebut jelaslah bahwa pasien mendapatkan informasi lebih dari sekedar bisa membaca resep obat. Dalam hal ini keaktifan pasien untuk bertanya/berkonsultasi dengan apoteker ketika menebus obat di apotik sangat dibutuhkan.
Mekanisme Kerja Obat
Efek Obat umumnya timbul karena interaksi obat dengan reseptor pada sel suatu organisme. Interaksi obat dengan reseptornya ini mencetuskan perubahan biokimiawi dan fisiologi yang merupakan respon khas untuk obat tersebut.
Reseptor Obat merupakan komponen makromolekul fungsional yang mencakup 2 konsep penting. Pertama bahwa obat dapat mengubah kecepatan kegiatanfaal tubuh. Kedua bahwa obat tidak menimbulkan suatu fungsi baru, tetapi hanya memodulasi fungsi yang sudah ada.Walaupun tidak berlaku bagi terapi gen, secara umum konsep ini masih berlaku sampai sekarang. Setiap komponen makromolekul fungsional dapat berperan sebagai reseptor obat, tetapi sekelompok reseptor obat tertentu, juga berperan sebagai reseptor untuk ligand endogen (hormon, neurotransmitor). Substansi yang efeknya menyerupai senyawa endogen disebut agonis. Sebaliknya, senyawa yang tidak mempunyai aktivitas intrinsik tetapi menghambat secara kompetitif efek suatu agonis di tempat ikatan agonis (aginist binding site) di sebut antagonis.
Tips membeli dan mendapatkan obat yang baik
Di era teknologi yang sudah maju saat ini, semua bisa kita dapatkan dengan cepat. Apalagi dengan adanya internet, semua aktifitas sudah bisa dilakukan di internet.Mulai dari kirim email, chatting, tele-confrence, dan bisnis. Demikian juga dengan obat, untuk mendapatkan obat melalui internet sudah bisa di lakukan. Cukup anda ketikan kata "obat" atau "toko obat" atau "informasi obat" di google, maka sudah terdapat puluhan toko obat yang menyediakan pelayanan penjualan obat secara online.Permasalahannya adalah apakah obat yang kita beli itu sesuai dengan apa yang tertulis atau tidak malahan sekarang harus kita cari tahu apakah obat yang kita beli "ASLI ATAU PALSU".
Beli obat di Apotik atau Toko Obat yang memiliki ijin Agar aman, sebaiknya membeli obat di apotik. Obat-obatan yang ada di apotik biasanya berasal dari distributor obat yang menyediakan obat yang di produksi oleh perusahaan farmasi (Pharmaceutical company).Apalagi apotik mempunyai izin resmi dari dinas kesehatan setempat dan dibawah pengawasan seorang apoteker, sehingga obat yang didapatkan dari apotik bisa kita jamin kualitas dan keasliannya.Selain di apotik, obat juga bisa didapatkan melalui toko obat. Namun perlu diperhatikan, dengan semakin menjamurnya toko obat, maka perlu lebih selektif dalam memilih toko obat. Lihat dulu apakah toko obat tersebut memiliki izin pendirian atau tidak dan tanyakan kepada pemilik toko obat dari mana penyediaan obat dari toko tersebut. Hal ini penting untuk menghindari mendapatkan obat yang kualitasnya buruk atau obat palsu.
Cek obat yang akan kita beli
Untuk membedakan secara fisik apakah obat itu obat palsu atau obat asli. Namun ada hal mendasar yang dapat kita jadikan dasar apakah obat itu asli atau palsu adalah "HARGA OBAT". Survey harga obat yang akan kita beli. Jika harga obat di suatu tempat lebih murah dengan perbedaan yang significant, maka kita bisa duga bahwa obat itu adalah palsu.Hal lain yang perlu di perhatikan adalah tanggal kadaluarsa obat, dimana hal ini kadang kurang diperhatikan. Selalu lihat tanggal kadaluarsa obat. Jangan membeli obat yang sudah lewat tanggal kadaluarsanya, karena bisa jadi obat tersebut bukan menjadi obat, malah menjadi racun buat tubuh.
Sumber : informasi-obat.com

Morfina



Struktur kimia Morfina
Morfina adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfina bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan rasa sakit. Efek samping morfina antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfina juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfina menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien ketergantungan morfina juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata "morfina" berasal dari Morfeus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.
Morfin (INN) (diucapkan / n mɔrfi ː / ) ( MS T'rusk , MSIR , Avinza , Kadian , Oramorph , Roxanol , Kapanol ) adalah potensial candu analgesik obat dan dianggap sebagai prototipikal opioid . Hal ini ditemukan pada 1804 oleh Friedrich Sertürner , pertama didistribusikan oleh Friedrich Sertürner pada tahun 1817, dan komersial pertama dijual oleh Merck pada tahun 1827, yang pada waktu itu sebuah toko kimia kecil. Itu lebih banyak digunakan setelah penemuan jarum suntik pada tahun 1857. Ini mengambil nama dari Tuhan Yunani mimpi Morpheus ( Yunani : Μορφέας ).
Morfin adalah paling banyak mengandung alkaloid yang ditemukan di opium , getah kering (lateks) yang berasal dari hasil getah irisan biji mentah opium, atau dinamakan, poppy, Papaver somniferum . Morfin adalah pemurnian pertama dari sumber tanaman dan merupakan salah satu dari sedikitnya mengandung 50 macam alkaloid dari beberapa jenis dalam opium, Poppy Straw Konsentrat , dan turunan opium lainnya.
Morfin umumnya 8 sampai 17 persen dari berat kering opium, walaupun khusus dibesarkan kultivar mencapai 26 persen atau menghasilkan morfin sedikit sekali, di bawah 1 persen, mungkin turun menjadi 0,04 persen. Varietas yang terakhir, termasuk 'Przemko' dan Norman 'kultivar' dari opium poppy, digunakan untuk menghasilkan dua alkaloid lain, tebain dan oripavine , yang digunakan dalam pembuatan-sintetik dan semi sintetik opioid seperti oxycodone dan etorphine dan beberapa jenis obat.
( P. bracteatum ) tidak mengandung morfin atau kodein, atau lainnya narkotika fenantrena tipe, alkaloid. Spesies ini lebih merupakan sumber tebain . Terjadinya morfin di lain papaverales dan Papaveraceae , serta pada beberapa jenis hop dan murbei pohon belum dikonfirmasi. Morfin diproduksi paling dominan di awal siklus hidup tanaman. Melewati titik optimum untuk ekstraksi, berbagai proses di pabrik memproduksi kodein , tebain , dan dalam beberapa kasus jumlah diabaikan hidromorfon , dihydromorphine , dihydrocodeine , tetrahydrothebaine, dan xanax (senyawa ini agak disintesis dari tebain dan oripavine). Tubuh manusia memproduksi endorphines , yang neuropeptida , dengan efek yang sama.
Dalam pengobatan klinis, morfin dianggap sebagai standar emas, atau patokan, dari analgesik digunakan untuk meringankan penderitaan berat atau sakit dan penderitaan . Seperti opioid lain, misalnya oksikodon (OxyContin, Percocet, Percodan), hidromorfon (Dilaudid, Palladone), dan diacetylmorphine ( heroin ), morfin langsung mempengaruhi pada sistem saraf pusat (SSP) untuk meringankan rasa sakit . Morfin memiliki potensi tinggi untuk kecanduan , toleransi dan psikologis ketergantungan berkembang dengan cepat, meskipun Fisiologis ketergantungan mungkin membutuhkan beberapa bulan untuk berkembang.

Koka

?Coca
Erythroxylum coca - Köhler–s Medizinal-Pflanzen-204.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Malpighiales
Famili: Erythroxylaceae
Genus: Erythroxylum
Spesies: E. coca
Nama binomial
Erythroxylum coca
Lam.
Koka adalah sebuah tanaman dalam famili Erythroxylaceae, tumbuhan asli di baratlaut Amerika Selatan. Tanaman ini memainkan peran penting dalam budaya Andes tradisional. Daun coca berisi alkaloid kokain, dasar bagi obat kokain, yang merupakan stimulan kuat.
Koka tidak sama dengan cocoa yang juga di Amerika Selatan dimana dari itu cokelat dibuat.
Tanaman ini berbentuk semak duri hitam, dan tumbuh hingga mencapai tinggi 2–3 m (7–10 ft). Cabangnya lurus, dan daunnya, yang memiliki warna hijau, tipis, gelap, oval, dan runcing di ujungnya. Karakteristik daunnya adalah sebuah bagian yang dikelilingi dua garis melengkung membujur, satu garis di sisi lain daun, dan yang palnig jelas di bawah daun.
Bunganya kecil, dan tersusun dalam kumpulan kecil di tangkai yang pendek; mahkotanya terdiri dari lima daun bunga kuning putih, kepala putik berbentuk hati, dan putiknya terdiri dari tiga karpel yang bersatu membentuk tiga ovarium. Bunganya berubah menjadi beri merah.
Daunnya kadang-kadang dimakan oleh larva ulat bulu Eloria noyesi. Bila dikunyah seperti mengunyah sirih, lama kelamaan menimbulkan sensasi segar.

Catatan

Brasileira de Psiquiatria 28(4): 277 -->
Artikel ini memuat teks dari Encyclopædia Britannica Eleventh Edition, publikasi yang sekarang berada di domain umum.
  • Turner C. E., Elsohly M. A., Hanuš L., Elsohly H. N. Isolation of dihydrocuscohygrine from Peruvian coca leaves. Phytochemistry 20 (6), 1403-1405 (1981)
  • "History of Coca. The Divine Plant of the Incas" by W. Golden Mortimer, M.D. 576 pp. And/Or Press San Francisco, 1974. This title has no ISBN.

Opium



Tiga pecandu pada masa Hindia Belanda (litografi berdasarkan gambar oleh Auguste van Pers, 1854)
Field of opium.jpg
Opium
Opium, apiun, atau candu (slang Bahasa Inggris: poppy) adalah getah bahan baku narkotika yang diperoleh dari buah candu (Papaver somniferum L. atau P. paeoniflorum) yang belum matang.
Opium merupakan tanaman semusim yang hanya bisa dibudidayakan di pegunungan kawasan subtropis. Tinggi tanaman hanya sekitar satu meter. Daunnya jorong dengan tepi bergerigi. Bunga opium bertangkai panjang dan keluar dari ujung ranting. Satu tangkai hanya terdiri dari satu bunga dengan kuntum bermahkota putih, ungu, dengan pangkal putih serta merah cerah. Bunga opium sangat indah hingga beberapa spesies Papaver lazim dijadikan tanaman hias. Buah opium berupa bulatan sebesar bola pingpong bewarna hijau.
Istilah untuk candu yang telah dimasak dan siap untuk dihisap adalah madat. Istilah ini banyak digunakan di kalangan para penggunanya bukan hanya sebagai kata nomina tapi juga kata kerja.

Produksi

Buah opium yang dilukai dengan pisau sadap akan mengeluarkan getah kental berwarna putih. Setelah kering dan berubah warna menjadi cokelat, getah ini dipungut dan dipasarkan sebagai opium mentah.
Opium mentah ini bisa diproses secara sederhana hingga menjadi candu siap konsumsi. Kalau getah ini diekstrak lagi, akan dihasilkan morfin. Morfin yang diekstrak lebih lanjut akan menghasilkan heroin. Limbah ekstrasi ini kalau diolah lagi akan menjadi narkotik murah seperti "sabu".
Tanaman opium yang berasal dari kawasan pegunungan Eropa Tenggara ini sekarang telah menyebar sampai ke Afganistan dan "segitiga emas" perbatasan Myanmar, Thailand, dan Laos.
Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa, Afganistan saat ini merupakan penghasil opium terbesar di dunia dengan 87%. Laos juga merupakan salah satu penghasil terbesar.
Di Indonesia, bunga poppy yang tidak menghasilkan narkotik banyak ditanam di kawasan pegunungan seperti Cipanas, Bandungan, Batu, dan Ijen.

Referensi

Ganja

?Cannabis (Ganja)
Potleaf.jpg
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Urticales
Famili: Cannabaceae
Genus: Cannabis
Spesies: C. sativa
Nama binomial
Cannabis sativa
Linnaeus
Subspecies
C. sativa L. subsp. sativa
C. sativa L. subsp. indica
Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab). Tanaman ganja biasanya dibuat menjadi rokok mariyuana.
Tanaman semusim ini tingginya dapat mencapai 2 meter. Berdaun menjari dengan bunga jantan dan betina ada di tanaman berbeda (berumah dua). Bunganya kecil-kecil dalam dompolan di ujung ranting. Ganja hanya tumbuh di pegunungan tropis dengan ketinggian di atas 1.000 meter di atas permukaan laut.
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap hashish melalui pipa chilam/chillum, dan dengan meminum bhang.
Sejak 10 Desember 2013, Uruguay melegalkan ganja untuk diperjualbelikan dan dikonsumsi di negara tersebut.[1][2]

Kontroversi

Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan obat-obatan terlarang jenis lain yang menggunakan bahan-bahan sintetik atau semi sintetik dan merusak sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia.[butuh rujukan] Di antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama euforia (rasa gembira) yang berlebihan serta hilangnya konsentrasi untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
Efek negatif secara umum adalah pengguna akan menjadi malas dan otak akan lamban dalam berpikir.[butuh rujukan] Namun, hal ini masih menjadi kontroversi[butuh rujukan], karena tidak sepenuhnya disepakati oleh beberapa kelompok tertentu yang mendukung medical marijuana dan marijuana pada umumnya. Selain diklaim sebagai pereda rasa sakit, dan pengobatan untuk penyakit tertentu (termasuk kanker), banyak juga pihak yang menyatakan adanya lonjakan kreativitas dalam berpikir serta dalam berkarya (terutama pada para seniman dan musisi).
Berdasarkan penelitian terakhir, hal ini (lonjakan kreativitas), juga dipengaruhi oleh jenis ganja yang digunakan. Salah satu jenis ganja yang dianggap membantu kreativitas adalah hasil silangan modern "Cannabis indica" yang berasal dari India[butuh rujukan]dengan "Cannabis sativa" dari Barat[butuh rujukan]. Jenis ganja silangan inilah yang tumbuh di Indonesia.[butuh rujukan]
Efek yang dihasilkan juga beragam terhadap setiap individu. Segolongan tertentu ada yang merasakan efek yang membuat mereka menjadi malas, sementara ada kelompok yang menjadi aktif, terutama dalam berfikir kreatif (bukan aktif secara fisik seperti efek yang dihasilkan metamfetamin). Ganja, hingga detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa, di mana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.[butuh rujukan] Hal ini sangat bertolak belakang dan berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan (aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia itu.
Dalam penelitian ilmiah dengan metode systematic review yang membandingkan efektifitas ganja sebagai obat antiemetic didapatkan hasil ganja memang efektif sebagai obat antiemetic dibanding prochlorperazine, metoclopramide, chlorpromazine, thiethylperazine, haloperidol, domperidone, atau alizapride, tetapi pengunaannya sangat dibatasi dosisnya, karena sejumlah pasien mengalami gejala efek psikotropika dari ganja yang sangat berbahaya seperti pusing, depresi, halusinasi, paranoia, dan juga arterial hypotension

Pemanfaatan

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.

Budidaya

Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.
Di Indonesia, ganja dibudidayakan secara ilegal di Provinsi Aceh. Biasanya ganja ditanam pada awal musim penghujan, menjelang kemarau sudah bisa dipanen hasilnya.
Hasil panen ganja berupa daun berikut ranting dan bunga serta buahnya berupa biji-biji kecil. Campuran daun, ranting, bunga, dan buah yang telah dikeringkan inilah yang biasa dilinting menjadi rokok mariyuana. Kalau bunga betinanya diekstrak, akan dihasilkan damar pekat yang disebut hasyis.

Pelafalan dalam bahasa lain

Sebutan lain: marijuana (bahasa Inggris), tampee (bahasa Inggris Jamaika), pot, maui wowie, weed, dope atau green stuff (slang bahasa Inggris), cimeng, baks, skab, jame, jankry, cikmau, ngombreh, atau gele (slang bahasa Indonesia).

Narkoba


Sebotol heroin yang merupakan salah satu narkoba yang paling dikenal.
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "narkoba", istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia adalah Napza yang merupakan singkatan dari narkotika, psikotropika, dan zat adiktif.
Semua istilah ini, baik "narkoba" ataupun "napza", mengacu pada kelompok senyawa yang umumnya memiliki risiko kecanduan bagi penggunanya. Menurut pakar kesehatan, narkoba sebenarnya adalah senyawa-senyawa psikotropika yang biasa dipakai untuk membius pasien saat hendak dioperasi atau obat-obatan untuk penyakit tertentu.[butuh rujukan] Namun kini persepsi itu disalahartikan akibat pemakaian di luar peruntukan dan dosis yang semestinya.

Pengertian

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No. 35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut. Yang termasuk jenis narkotika adalah:
  • Tanaman papaver, opium mentah, opium masak (candu, jicing, jicingko), opium obat, morfina, kokaina, ekgonina, tanaman ganja, dan damar ganja.
  • Garam-garam dan turunan-turunan dari morfina dan kokaina, serta campuran-campuran dan sediaan-sediaan yang mengandung bahan tersebut di atas.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan perilaku (Undang-Undang No. 5/1997). Terdapat empat golongan psikotropika menurut undang-undang tersebut, namun setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika, maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika antara lain:
  • Sedatin (Pil BK), Rohypnol, Magadon, Valium, Mandrax, Amfetamine, Fensiklidin, Metakualon, Metifenidat, Fenobarbital, Flunitrazepam, Ekstasi, Shabu-shabu, LSD (Lycergic Syntetic Diethylamide) dan sebagainya.
Bahan Adiktif berbahaya lainnya adalah bahan-bahan alamiah, semi sintetis maupun sintetis yang dapat dipakai sebagai pengganti morfina atau kokaina yang dapat mengganggu sistem syaraf pusat, seperti:
• Alkohol yang mengandung ethyl etanol, inhalen/sniffing (bahan pelarut) berupa zat organik (karbon) yang menghasilkan efek yang sama dengan yang dihasilkan oleh minuman yang beralkohol atau obat anaestetik jika aromanya dihisap. Contoh: lem/perekat, aceton, ether dan sebagainya.

Penyebaran

Hingga kini penyebaran penyalahgunaan narkoba sudah hampir tak bisa dicegah.[butuh rujukan] Mengingat hampir seluruh penduduk dunia dapat dengan mudah mendapat narkoba dari oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.[butuh rujukan] Tentu saja hal ini bisa membuat orang tua, organisasi masyarakat, dan pemerintah khawatir.
Upaya pemberantas narkoba pun sudah sering dilakukan[butuh rujukan], namun masih sedikit kemungkinan untuk menghindarkan narkoba dari kalangan remaja maupun dewasa, bahkan anak-anak usia SD dan SMP pun banyak yang terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba.[butuh rujukan] Hingga saat ini upaya yang paling efektif untuk mencegah penyalahgunaan Narkoba pada anak-anak adalah pendidikan keluarga. Orang tua diharapkan untuk mengawasi dan mendidik anaknya agar selalu menjauhi penyalahgunaan Narkoba.

Kelompok Berdasarkan Efek

Berdasarkan efek yang ditimbulkan terhadap pemakainya, narkoba dikelompokkan sebagai berikut:
  • Halusinogen, yaitu efek dari narkoba bisa mengakibatkan seseorang menjadi ber-halusinasi dengan melihat suatu hal/benda yang sebenarnya tidak ada / tidak nyata bila dikonsumsi dalam sekian dosis tertentu. Contohnya kokain & LSD.
  • Stimulan, yaitu efek dari narkoba yang bisa mengakibatkan kerja organ tubuh seperti jantung dan otak lebih cepat dari biasanya sehingga mengakibatkan penggunanya lebih bertenaga serta cenderung membuatnya lebih senang dan gembira untuk sementara waktu.
  • Depresan, yaitu efek dari narkoba yang bisa menekan sistem syaraf pusat dan mengurangi aktivitas fungsional tubuh, sehingga pemakai merasa tenang bahkan tertidur dan tidak sadarkan diri. Contohnya putaw.
  • Adiktif, yaitu efek dari narkoba yang menimbulkan kecanduan. Seseorang yang sudah mengonsumsi narkoba biasanya akan ingin dan ingin lagi karena zat tertentu dalam narkoba mengakibatkan seseorang cenderung bersifat pasif, karena secara tidak langsung narkoba memutuskan syaraf-syaraf dalam otak. Contohnya: ganja, heroin, dan putaw.
  • Jika terlalu lama dan sudah ketergantungan narkoba maka lambat laun organ dalam tubuh akan rusak dan jika sudah melebihi takaran maka pengguna itu akan overdosis dan akhirnya mengakibatkan kematian.

Jenis

  • Heroin atau diamorfin (INN) adalah sejenis opioid alkaloid.
Heroin adalah derivatif 3.6-diasetil dari morfin (karena itulah namanya adalah diasetilmorfin) dan disintesiskan darinya melalui asetilasi. Bentuk kristal putihnya umumnya adalah garam hidroklorida, diamorfin hidroklorida. Heroin dapat menyebabkan kecanduan.
  • Ganja (Cannabis sativa syn. Cannabis indica) adalah tumbuhan budidaya penghasil serat, namun lebih dikenal karena kandungan zat narkotika pada bijinya, tetrahidrokanabinol (THC, tetra-hydro-cannabinol) yang dapat membuat pemakainya mengalami euforia (rasa senang yang berkepanjangan tanpa sebab).
Ganja menjadi simbol budaya hippies yang pernah populer di Amerika Serikat. Hal ini biasanya dilambangkan dengan daun ganja yang berbentuk khas. Selain itu ganja dan opium juga didengungkan sebagai simbol perlawanan terhadap arus globalisme yang dipaksakan negara kapitalis terhadap negara berkembang. Di India, sebagian Sadhu yang menyembah dewa Shiva menggunakan produk derivatif ganja untuk melakukan ritual penyembahan dengan cara menghisap Hashish melalui pipa Chilam/Chillum, dan dengan meminum Bhang.

Pemanfaatan

Ganja

Tumbuhan ganja telah dikenal manusia sejak lama dan digunakan sebagai bahan pembuat kantung karena serat yang dihasilkannya kuat. Biji ganja juga digunakan sebagai sumber minyak.
Namun, karena ganja juga dikenal sebagai sumber narkotika dan kegunaan ini lebih bernilai ekonomi, orang lebih banyak menanam untuk hal ini dan di banyak tempat disalahgunakan.
Di sejumlah negara penanaman ganja sepenuhnya dilarang. Di beberapa negara lain, penanaman ganja diperbolehkan untuk kepentingan pemanfaatan seratnya. Syaratnya adalah varietas yang ditanam harus mengandung bahan narkotika yang sangat rendah atau tidak ada sama sekali.
Sebelum ada larangan ketat terhadap penanaman ganja, di Aceh daun ganja menjadi komponen sayur dan umum disajikan.
Bagi penggunanya, daun ganja kering dibakar dan dihisap seperti rokok, dan bisa juga dihisap dengan alat khusus bertabung yang disebut bong.
Tanaman ini ditemukan hampir disetiap negara tropis. Bahkan beberapa negara beriklim dingin pun sudah mulai membudidayakannya dalam rumah kaca.

Morfin

Morfin adalah alkaloid analgesik yang sangat kuat dan merupakan agen aktif utama yang ditemukan pada opium. Morfin bekerja langsung pada sistem saraf pusat untuk menghilangkan sakit. Efek samping morfin antara lain adalah penurunan kesadaran, euforia, rasa kantuk, lesu, dan penglihatan kabur. Morfin juga mengurangi rasa lapar, merangsang batuk, dan meyebabkan konstipasi. Morfin menimbulkan ketergantungan tinggi dibandingkan zat-zat lainnya. Pasien morfin juga dilaporkan menderita insomnia dan mimpi buruk.
Kata "morfin" berasal dari Morpheus, dewa mimpi dalam mitologi Yunani.

Kokain

Kokain adalah senyawa sintetis yg memicu metabolisme sel menjadi sangat cepat.
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman Erythroxylon coca, yang berasal dari Amerika Selatan, dimana daun dari tanaman ini biasanya dikunyah oleh penduduk setempat untuk mendapatkan “efek stimulan”.
Saat ini Kokain masih digunakan sebagai anestetik lokal, khususnya untuk pembedahan mata, hidung dan tenggorokan, karena efek vasokonstriksif-nya juga membantu. Kokain diklasifikasikan sebagai suatu narkotika, bersama dengan morfin dan heroin karena efek adiktif.

Narkotika

Narkotika berasal dari bahasa Inggris "narcotics" yang artinya obat bius. Narkotika adalah bahan yang berasal dari 3 jenis tanaman Papaper Somniferum (Candu), Erythroxyion coca (kokain), dan cannabis sativa (ganja) baik murni maupun bentuk campuran. Cara kerjanya mempengaruhi susunan syaraf yang dapat membuat kita tidak merasakan apa-apa, bahkan bila bagian tubuh kita disakiti sekalipun. Jenis-jenisnya adalah:

Psikotropika

Psikotropika adalah bahan lain yang tidak mengandung narkotika, merupakan zat buatan atau hasil rekayasa yang dibuat dengan mengatur struktur kimia. Mempengaruhi atau mengubah keadaan mental dan tingkah laku pemakainya. Jenis-jenisnya adalah:
Jenis Psikotropika juga sering dikaitkan dengan istilah Amfetamin, dimana Amfetamin ada 2 jenis yaitu MDMA (metil dioksi metamfetamin) dikenal dengan nama ekstasi. Nama lain fantacy pils, inex. Kemudian jenis lain adalah Metamfetamin yang bekerja lebih lama dibanding MDMA (dapat mencapai 12 jam) dan efek halusinasinya lebih kuat. Nama lainnya shabu, SS, ice.

Zat adiktif

Zat adiktif adalah zat-zat yang bisa membuat ketagihan jika dikonsumsi secara rutin. Contohnya antara lain:

Sildenafil

Sildenafil
Nama sistematis (IUPAC)
1-[4-etoksi-3-(6,7-dihidro-1-metil-
7-okso-3-propil-1H-pirazolo[4,3-d]pirimidin-5-il)
fenilsulfoni]-4-metilpiperazin sitrat
Data klinis
Kat. kehamilan N/A
Status hukum Dengan resep/POM
Rute Oral
Pharmacokinetic data
Bioavailabilitas  ?
Metabolisme  ?
Waktu paruh 3-4j
Ekskresi  ?
Pengenal
Nomor CAS 171599-83-0
Kode ATC G04BE03
PubChem CID 5281023
DrugBank APRD00556
Data kimia
Formula C22H30N6O4S · C6H8O7
Massa mol. basa: 474.6 g/mol
garam: 666.7 g/mol
SMILES eMolecules & PubChem
Sildenafil sitrat, dijual dengan nama Viagra, Revatio, dan berbagai nama lain, adalah obat yang digunakan untuk terapi disfungsi ereksi (impotensi) dan hipertensi arteri paru-paru (pulmonary arterial hypertension, PAH) yang dikembangkan oleh perusahaan farmasetika Pfizer. Pil Viagra berwarna biru dan berbentuk wajik dengan kata "Pfizer" pada satu sisi, dan "VGR xx" (xx bisa berupa "25", "50", atau "100" sesuai dosis pil tersebut dalam miligram) pada sisi lainnya. Pesaing utamanya adalah tadalafil (Cialis) dan vardenafil (Levitra).