Disusun oleh :
ZULVA ARRASYIED
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada kehidupan sehari-hari kita kerap
kali menjumpai zat-zat cair yang selalu ada di sekeliling kita, dan pada
setiap orang menyadari bahwa ada beberapa cara yang dapat menyebabkan
suatu cairan bisa mengalir lebih mudah dari pada zat -zat yang lainnya.
Di dalam proses pengukuran sifat zat cair dan kekentalannya maka sering
dikaitkan dengan metode dari Viskositas. Metode viskositas sendiri,
berkaitan dengan suatu keadaan atau fase viskeus, yakni fase yang berada
di antara zat padat dan zat cair yang terjadi sewaktu bahan padat
menjadi lembek dan sebelum menjadi cair sewaktu dipanaskan. Namun, tidak
semua bahan dapat mengalami fase viskeus sebelum menjadi cair. Karena
dalam fase viskeus ini, mengalirnya suatu bahan tidak leluasa seperti
cairan karena adanya hambatan diantara bagian – bagiannya atau diantara
lapisan – lapisan dalam gerakan alirannya.
Viskositas juga membicarakan
tentang masalah gesekan yang terjadi antara bagian-bagian atau
lapisan-lapisan pada suatu cairan atau fluida pada umumnya, yang
bergerak antara satu dengan yang lain. Tentunya gesekan atau hambatan
tersebut ditimbulkanoleh gaya tarik-menarik antara molekul-molekul
disatu lapisan dengan molekul-molekul dilapisan lain. Gaya interaktif
itu terutama ialah gaya elektrostatika, yaitu gaya antara muatan-muatan
listrik. Selain itu pada viskositas kita dapat menentukan jumlah
kekentalan dalam suatu zat padat, yang dalam kemanfaatna ini nantinya
kita dapat mengaplikasikan di dalam bidang kefarmasian. Oleh sebab itu
kita dengan mengadakan praktik serta pembelajaran terhadap materi
viskositas ini sangantlah diperlukan karena nantinya kita dapat
menentukan suatu konsentrasi kekentalan yang baik di dalam suatu sediaan
obat.
1.2 Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang fluida diatas
dapat ditarik kesimpulan bahwa rumusan masalah dalam makalah ini antara
lain adalah :
1. Apakah pengertian dari viskositas?
2. Bagaimana konsep viskositas?
3. Bagaimana cara mengukur viskositas?
4. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas?
5. Bagaimana pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari?
1.3 Manfaat Penulisan Makalah
- Mengetahui bagaimana memanfaatkan viskositas didunia Farmasi
- Mengetahui mengetahui suatu kekentalan yang baik dalam sediaan obat.
- Mengetahui pengertian dari viskositas secara umum dan mater-materi yang dikandungnya.
- Mengetahui konsep viskositas.
- Mengetahui cara mengukur viskositas
- Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas.
- Mengetahui penerapan atau pengaplikasian viskositas dalam kehidupan sehari-hari
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Viskositas
Viskositas adalah suatu pernyataan “
tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu
tekanan. Makin kental suatu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan
untuk membuatnya mengalir pada kecepatan tertentu. Hubungan antara
bentuk dan viskositas merupakan refleksi derajat solvasi dari partikel.(
Moechtar,1990). Bila viskositas gas meningkat dengan naiknya
temperatur, maka viskositas cairan justru akan menurun jika temperatur
dinaikan.
Penggolongan bahan menurut
tipe aliran dan deformasi adalah sebagai berikut : system Newton dan
system Non-Newton. Pemilihan bergantung pada sifat-sifat alirannya
Viskositas dipengaruhi oleh :
- Besar dan bentuk molekul
- Viskositas cairan semakin berkurang dengan bertambahnya suhu tapi tak cukup banyak dipengaruhi oleh perubahan tekanan.
- Adanya koloid dapat memperbesar viskositas sedang adanya elektrolit akan sedikit menurunkan viskositas dari cairan.
Metode yang umum digunakan untuk
pengukuran kekentalan meliputi penetapan waktubyang dibutuhkan oleh
sejumlah volume tertentu cairan untuk mengalir melalui kapiler. Banyak
viscometer tabung kapiler telah dirancang, tetapi viskkometer Ostwald
dan ubbelohde adalah yang paling sring digunakan. Dalam mengkalibrasi
viscometer tipe kapiler, perlu dihitung konstanta viscometer k, dengan
rumus :
v = kekentalan cairan yang diketahui ( centipoises / cp )
k= v / d.t d = bobot jenis cairan uji ( gram / liter )
t = waktu alir cairan ( detik ), dari batas atas hingga batas
bawah dalam tabung kapiler.
Kekentalan dinamik ditetapkan
memakai viscometer kapiler, misalnya viscometer Ostwald. Karena
penetapan secara langsung sukar dilakukan, penetapan kekentalan dinamik
pada umumnya dilakukan dengan pertolongan cairan pembanding yang
kekentalan mutlaknya telah diketahui yaitu digunakan air. Kekentalan
dinamik suatu cairan dapat dihitung :
ηx = ηair . tx . ρx
tair . ρair
ηx : Kekentalan cairan x
ηair : Kekentalan air pada suhu tetap (poise)
tair : Waktu alir air (detik)
tair : Waktu alir cairan x (detik)
ρair : Bobot jenis air (g/l)
ρx : Bobot jenis cairan x (g/l)
Catatan pada viskositas :
1. System Newton (ampe aliran dari Newton)
Semakin besar viskositas suatu cairan, akan
semakin besar gaya per satuan luas (shearing stress) yang diperlukan
untuk menghasilkan suatu rate of shear tertentu. Oleh karena itu, rate
of share harus berbanding langsung dengan shearing stress.
.Rate of shear (D) dv/dr untuk menyatakan
perbedaan kecepatan (dv) antara dua bidang cairan yang dipisahkan oleh
jarak yang sangat kecil (dr).
Shearing stress (τ atau F ) F’/A untuk menyatakan gaya per satuan luas yang diperlukan untuk menyebabkan aliran.
F’/A = η dv/dr
η= F’/A = F
dv/dr G
Viskositas η merupakan perbandingan
antara Shearing stress F’/A dan Rate of shear dv/dr. Satuan viskositas
adalah poise atau dyne detik cm -2
Fluiditas merupakan kebalikan dari viskositas. Satuan fluiditas adalah amperter (cps). 1cps= 0,01poise
f = 1/ η |
Viskositas Kinematik adalah viskositas ampert dibagi kerapatan cairan (bobot jenis).satuannya adalah stokes, s atau centistokes, cs.
Viskositas kinematik = η /r
Grafik rheogram aliran Newtonian diilustrasikan sebagai berikut :
Besarnya Rate of shear sebanding dengan Shearing stress.
Jadi, perbedaan kecepatan antara bidang
cairan yang dipisahkan oleh suatu jarak dilalui oleh gaya yang
menyebabkan terjadinya aliran.
Pengaruh Suhu terhadap Viskositas
RUMUS ARRHENIUS :
h = A.eEv/RT |
A = konstanta tergantung pada berat molekul dan molar volume cairan
Ev = amper aktivasi yang diperlukan untuk menginisiasi aliran antar molekul
Dibutuhkan lebih banyak amper untuk memecah
ikatan dan membuat cairan tersebut mengalir, karena cairan tersebut
tersusun dari molekul-molekul yang dihubungkan dengan ikatan ampert.
Tetapi ikatan ini akan dipecahkan pada amperter yang tinggi oleh
perpindahan panas dan Ev akan menurun dengan nyata. Viskositas cairan
akan menurun jika suhu diturunkan, sedangkan viskositas gas meningkat
jika suhu dinaikkan.
2. System Non-Newton
Non-Newtonian bodies adalah zat-zat yang
tidak mengikuti persamaan aliran Newton ; disperse heterogen cairan dan
padatan larutan seperti koloid, emulsi, ampert cair, salep, dan
produk-produk serupa. Jika bahan-bahan non-Newton dianalisis dalam suatu
viscometer putar dan hasilnya diplot, diperoleh berbagai kurva
konsistensi yang menggambarkan adanya tiga kelas aliran, yakni: plastis,
pseudoplastis, dan dilatan.
Ada 3 jenis tipe aliran dalam amper Non-Newtonian, yaitu: Plastis, Pseudoplastis, dan Dilatan.
ü Aliran Plastis
Kurva aliran plastis tidak melalui
titik (0,0) tapi memotong sumbu shearing stress ( atau akan memotong
jika bagian lurus dari kurva tersebut diekstrapolasikan ke sumbu ) pada
suatu titik tertentu yang dikenal dengan sebagaiharga yield. Cairan
plastis tidak akan mengalir sampai shearing stress dicapai sebesar yield
value tersebut. Pada harga stress di bawah harga yield value, zat
bertindak sebagi bahan amper ( meregang lalu kembali ke keadaan semula,
tidak mengalir ).
U = ( F – f ) |
U adalah viskositas plastis, dan f adalah yield value.
Aliran plastis berhubungan dengan adanya
partikel-partikel yang tersuspensi dalam ampert pekat. Adanyayield
value disebabkan oleh adanya kontak antara partikel-partikel yang
berdekatan (disebabkan oleh adanya gaya van der Waals), yang harus
dipecah sebelum aliran dapat terjadi. Akibatnya, yield value merupakan
indikasi dari kekuatan flokulasi. Makin banyak ampert yang terflokulasi,
makin tinggi yield value-nya. Kekuatan friksi antar partikel juga
berkontribusi dalam yield value. Ketika yield value terlampaui ( shear
stress di atas yield value ), amper plastis akan menyerupai amper
newton.
ü Aliran Pseudoplastis
Aliran pseudoplastis ditunjukkan oleh
beberapa bahan farmasi yaitu gom alam dan sisntesis seperti ampert cair
dari tragacanth, natrium ampert, metil selulosa, dan natrium
karboksimetil selulosa. Aliran pseudoplastis diperlihatkan oleh
polimer-polimer dalam larutan, hal ini berkebalikan dengan amper
plastis, yang tersusun dari partikel-partikel tersuspensi dalam emulsi.
Kurva untuk aliran pseudoplastis dimulai dari (0,0) , tidak ada yield
value, dan bukan suatu harga tunggal.
Viskositas aliran pseudoplastis berkurang
dengan meningkatnya rate of shear. Rheogram lengkung untuk bahan-bahan
pseudoplastis ini disebabkan adanya aksi shearing terhadap
molekul-molekul polimer ( atau suatu bahan berantai panjang ). Dengan
meningkatnya shearing stress, molekul-molekul yang secara normal tidak
beraturan, mulai menyusun sumbu yang panjang dalam arah aliran.
Pengarahan ini mengurangi tahanan dari dalam bahan tersebut dan
mengakibatkan rate of shear yang lebih besar pada tiap shearing stress
berikutnya :
FN = η’ G
|
Eksponen N meningkat pada saat aliran
meningkat hingga seperti aliran newton. Jika N=1 aliran tersebut sama
dengan aliran newton.
ü Aliran Dilatan
Aliran dilatan terjadi pada ampert yang
memiliki presentase zat padat terdispersi dengan konsentrasi tinggi.
Terjadi peningkatan daya hambat untuk mengalir (viskositas) dengan
meningkatnya rate of shear. Jika stress dihilangkan, suatu amper dilatan
akan kembali ke keadaan fluiditas aslinya.
Pada keadaaan istirahat, partikel-partikel
tersebuat tersususn rapat dengan volume antar partikel pada keadaan
minimum. Tetapi jumlah pembawa dalam ampert ini cukup untuk mengisi
volume ini dan membentuk ikatan lalu memudahkan partikel-partikel
bergerak dari suatu tempat ke tempat lainnya pada rate of shear yang
rendah. Pada saat shear stress meningkat, bulk dari system itu
mengembang atau memuai ( dilate ). Hal itu menyebabkan volume antar
partikel menjadi meningkat dan jumlah pembawa yang ada tidak cukup
memenuhi ruang kosong tersebut. Oleh karena itu hambatan aliran
meningkat karena partikel-partikel tersebut tidak dibasahi atau dilumasi
dengan sempurna lagi oleh pembawa. Akhirnya suspense menjadi pasta yang
kaku.
2.2. Konsep Viskositas
Fluida, baik zat cair maupun zat gas yang
jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas
alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara
molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang
membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida
tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya
gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam
zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul (Bird,
1993).
Fluida yang lebih cair biasanya lebih mudah
mengalir, contohnya air. Sebaliknya, fluida yang lebih kental biasanya
lebih sulit mengalir, contohnya minyak goreng, oli, madu, dan lain-lain.
Hal ini bias dibuktikan dengan menuangkan air dan minyak goreng diatas
lanyai yang permukaannya miring. Pasti hasilnya air lebih cepat mengalir
dari pada minya goreng atau oli. Tingkat kekentalan suatu fluida juga
bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu zat cair, semakin kurang
kental zat cair tersebut. Misalnya ketika ibu menggoreng ikan di dapur,
minyak goreng yang awalnya kental, berubah menjadi lebih cair ketika
dipanaskan. Sebaliknya, semakin tinggi suhu suatu zat gas, semakin
kental zat gas tersebut.
Perlu diketahui bahwa viskositas atau
kekentalan hanya ada pada fluida rill (rill = nyata). Fluida rill /
nyata adalah fluida yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari,
seperti air sirup, oli, asap knalpot, dan lainnya. Fluida rill berbeda
dengan fluida ideal. Fluida ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan
sehari-hari. Fluida ideal hanya model yang digunakan untuk membantu kita
dalam menganalisis aliran fluida (fluida ideal ini yang kita pakai
dalam pokok bahasan fluida dinamis) (Bird, 1993).
Satuan system internasional (SI) untuk
koifisien viskositas adalah Ns/m2 = Pa.S (pascal sekon). Satuan CGS
(centimeter gram sekon) untuk SI koifisien viskositas adalah dyn.s/cm2 =
poise (p). Viskositas juga sering dinyatakan dalam sentipolse (cp). 1
cp = 1/1000 p. satuan poise digunakan untuk mengenang seorang Ilmuwan
Prancis, almarhum Jean Louis Marie Poiseuille.
1 poise = 1 dyn. s/cm2 = 10-1 N.s/m2
Fluida adalah gugusan molukel yang jarak
pisahnya besar, dan kecil untuk zat cair. Jarak antar molukelnya itu
besar jika dibandingkan dengan garis tengah molukel itu. Molekul-molekul
itu tidak terikat pada suatu kisi, melainkan saling bergerak bebas
terhadap satu sama lain. Jadi kecepatan fluida atau massanya kecapatan
volume tidak mempunyai makna yang tepat sebab jumlah molekul yang
menempati volume tertentu terus menerus berubah (while, 1988).
Fluida dapat digolongkan kedalam cairan atau gas. Perbedaan-perbedaan utama antara cair dan gas adalah :
a. Cairan praktis tidak kompersible, sedangkan gas kompersible dan seringkali harus diperlakukan demikian.
b. Cairan mengisi volume tertentu dan
mempunyai permukaan-permukaan bebas, sedangkan agar dengan massa
tertentu mengembang sampai mengisi seluruh bagian wadah tempatnya
(While, 1988).
2.3. Pengukuran Viskositas
Peralatan untuk mengukur viskositas
disebut viscometer. Terdapat berbagai jenis viscometer yang berbeda,
tetapi, karena sasaran makalah ini adalah untuk membuktikan
prinsip-prinsip tertentu dari hidrolika, bukan untuk menjelaskan
permesinan hidrolik dan peralatannya, makahal ini dapat dicari pada
sumber lain. Untuk mempermudah, disebutkan tiga cara untuk menentukan µ,
yaitu:
a. Dengan viscometer torsi
Rumus R = µA dipakai pada silinder konsentris.
b. Dengan viscometer Ostwald
Pada viscometer Ostwald yang diukur adalah
waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah tertentu cairan untuk mengalir
melalui pipa kapiler dengan gaya yang disebabkan oleh berat cairan itu
sendiri. Pada percobaan sebenarnya, sejumlah tertentu cairan (misalnya
10 cm3, bergantung pada ukuran viscometer) dipipet kedalam viscometer.
Cairan kemudian dihisap melalui labu pengukur dari viscometer sampai
permukaan cairan lebih tinggi daripada batas a. cairan kemudian
dibiarkan turun ketika permukaan cairan turun melewati batas a,
stopwatch mulai dinyalakan dan ketika cairan melewati tanda batas b,
stopwatch dimatikan. Jadi waktu yang dibutuhkan cairan untuk melalui
jarak antara a dan b dapat ditentukan. Tekanan ρ merupakan perbedaan
antara kedua ujung pipa U dan besarnya disesuaikan sebanding dengan
berat jenis cairan (Respati,1981).
Berdasarkan hokum Heagen Poisuille :
Dimana :
p = tekanan hidrostatis
r = jari-jari kapiler
t = waktu aliran zat cair sebanyak volume V dengan beda tinggi h
L = panjang kapiler
Untuk air :
Ŋair = πρr4 . ta . pa.g.h / ( 8VL)
Secara umum berlaku :
Ŋx = πρr4 . tx . px.g.h / ( 8VL)
Jika air digunakan sebagai pembanding, maka :
Ŋx / ŋair = tx.ρx / taρa
c. Dengan hokum stokes untuk bola jatuh.
Ff = 6πrη Rumus Stokes:
Dimana F adalah hambatan yang dialami oleh
bola sangat kecil dengan jari-jari r yang jatuh bebas melalui cairan
yang viskositasnya µ dengan keceptan v. Rumus Stokes hanya berlaku bila
Reynolds untuk aliran kurang dari (sekitar) 1, bilangan Reynolds
didefinisikan sebagai :
Dimana d adalah diameter dari bola. Dengan
kata lain, rumus Stokes hanya berlaku pada kecepatan sangat kecil,
tetapi bagaimana kecilnya juga tergantung pada v dan d.
Arti dari bilangan Reynolds kritis Re = 1 ,
adalah bahwa Re 1 aliran melalui bola adalah viskos dan hambatan pada
gerakan adalah hambatan viskos, dimana pada Re 1 aliran melalui bola
adalah turbulen dan hambatan pada gerakan adalah campuran dari gesekan
dan hambatan bentuk akibat aliran turbulen.
d. Viscometer cup dan Bob
Prinsip kerjanya sampel digeser dalam
ruangan antara dinding luar Bob dan dinding dalam dari cup dimana bob
masuk persis ditengan-tengah. Kelemahan viscometer ini adalah terjadinya
aliran sumbat yang disebabkan gesekan yang tinggi disepanjang keliling
bagian tube sehingga menyebabkan penemuan konsentrasi. Penurunan
konsentrasi ini menyebebkan bagian tengah zat yang ditekan keluar
memadat. Hal ini disebut aliran sumbat (Bird, 1993).
e. Viscometer Cone dan Plate
Cara pemakaiannya adalah sampek yang
ditempatkan di tengah-tengah papan, kemudian dinaikkan hingga posisi
dibawah kerucut. Kerucut digerakkan oleh motor dengan bermacam kecepatan
dan sampelnya digeser didalam ruang sempit antara papan yang diam dan
kemudian kerucut yang berputar (Bird, 1993).
f. Viscometer hoppler
Pada viscometer ini yang diukur adalah waktu
yang dibutuhkan oleh sebuah bola logam untuk melewati cairan setinggi
tertentu. Suatu benda karena adanya gravitasi akan jatuh melalui medium
yang berviskositas (seperti cairan misalnya), dengan kecepatan yang
semakin besar sampai mencapai kecepatan maksimum. Kecepatan maksimum
akan tercapai bila gravitasi sama dengan fictional resistance medium
(Bird,1993).
Berdasarkan hokum stokes pada kecepatan bola
maksimum, terjadi keseimbangan sehingga : gaya gesek = gaya berat, gaya
Archimedes :
6πrVmax = 4/3 r3 (ρbola – ρcair) g
Ŋ = { 2/g r3 (ρbola – ρcair) g } / Vmax
Vmax = h / t
Dimana :
t = waktu jatuh bola pada ketinggian h
Dalam percobaan ini dipakai cara relative terhadap air, harganya :
Ŋa = [ 2/g r2 (ρa – ρ1) g ta ] / h
Ŋx = [ 2/g r2 (ρx– ρ1) g tx ] / h
Ŋx/ Ŋa = [ (ρx – ρ1) g tx ] / [ (ρa – ρ1) g ta ]
2.4. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI VISKOSITAS
Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas :
- Suhu
Viskositas berbanding terbalik dengan suhu.
Jika suhu naik maka viskositas akan turun, dan begitu sebaliknya. Hal
ini disebabkan karena adanya gerakan partikel-partikel cairan yang
semakin cepat apabila suhu ditingkatkan dan menurun kekentalannya.
- Konsentrasi larutan
Viskositas berbanding lurus dengan
konsentrasi larutan. Suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan
memiliki viskositas yang tinggi pula, karena konsentrasi larutan
menyatakan banyaknya partikel zat yang terlarut tiap satuan volume.
Semakin banyak partikel yang terlarut, gesekan antar partikrl semakin
tinggi dan viskositasnya semakin tinggi pula.
- Berat molekul solute
Viskositas berbanding lurus dengan berat
molekul solute. Karena dengan adanya solute yang berat akan menghambat
atau member beban yang berat pada cairan sehingga manaikkan viskositas.
- Tekanan
Semakin tinggi tekanan maka semakin besar viskositas suatu cairan.
2.5 Viskositas dalam kehidupan sehari-hari
- Mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena.
- Proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng).
- Mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
- Viskositas adalah ukuran hambatan aliran yang ditimbulkan fluida bila fuida tersebut mengalami tegangan geser. Biasanya diterima sebagai “kekentalan”, atau penolakan terhadap penuangan. Viskositas menggambarkan penolakan dalam fluida kepada aliran dan dapat dipikir sebagai sebuah cara untuk mengukur gesekan fluida.
- Konsep viskositas adalah fluida, baik zat cair maupun zat gas yang jenisnya berbeda memiliki tingkat kekentalan yang berbeda. Viskositas alias kekentalan sebenarnya merupakan gaya gesekan antara molekul-molekul yang menyusun suatu fluida. Jadi molekul-molekul yang membentuk suatu fluida saling gesek-menggesek ketika fluida fluida tersebut mengalir. Pada zat cair, viskositas disebabkan karena adanya gaya kohesi (gaya tarik menarik antara molekul sejenis). Sedangkan dalam zat gas, viskositas disebabkan oleh tumbukan antara molekul.
- Metode pengukuran viskositas yaitu viscometer torsi, viscometer kapiler/Ostwald, viscometer Hoppler, viscometer cup dan bob, dengan hokum stokes untuk bola jatuh dan viscometer cone dan plate.
- Faktor-faktor yang mempengaruhi viskositas yaitu suhu, tekanan, konsentrasi larutan, dan berat molekul solute.
- Pengaplikasian viskositas dalam kehisupan sehari-hari adalah pelumas mesin yang biasanya kita kenal dengan nama oli, mengalirnya darah dalam pembuluh darah vena, proses penggorengan ikan (semakin tinggi suhunya, maka semakin kecil viskositas minyak goreng), dan mengalirnya air dalam pompa PDAM yang mengalir kerumah-rumah kita.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Learn About Viscosity. (Online). Tersedia:
http://www.brookfieldengineering.com/education/learn-about-viscosity.asp (31/10/2013. 5:25 AM).
Anonim.2012. Paradigma Baru Pola Fikir Baru. (online). Tersedia:
http://mipa-farmasi.blogspot.com/2012/02/viskositas-dan-rheologi.html (18/10/2013. 5.25 AM).